Interpretasi Lukisan ‘Soedarso Family’ Karya Affandi Dalam Perspektif Cah JB

Wibisana
5 min readNov 29, 2023

--

Affandi adalah pelukis beraliran ekspresionisme-abstrakisme yang berasal dari Cirebon, Indonesia. Affandi merupakan salah satu pelukis yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Karya karyanya yang sangat mengandung ciri khas dan memiliki makna yang mendalam membuat Affandi dikenal. Ia lahir pada 18 Mei 1907 dan meninggal pada 23 Mei 1990 dan dimakamkan di rumahnya yang sekarang menjadi Museum Affandi. Pada hari Sabtu, 4 November 2023, kami berkunjung ke Museum Affandi. Setelah berkeliling ke 3 studio yang ada di Museum Affandi, kami menemukan salah satu lukisan karya Affandi yang menarik bagi kami yang berjudul “Soedarso Family”. Alasan lukisan ini menarik perhatian kami karena lukisan ini mengandung 2 panel yang masing masing memiliki maknanya tersendiri. Karya yang berjudul “Soedarso Family” menceritakan tentang kehidupan keluarga yang sederhana atau bahkan bisa dibilang berkekurangan. Sang kepala keluarga dari keluarga ini, yaitu sang bapak sedang menderita penyakit TBC. Untuk panel 1 menggambarkan bagaimana rumah keluarga Soedarso sangat berkekurangan. Hal tersebut bisa dilihat dari rumahnya yang terbuat dari gubuk dan berlantaikan tanah. Panel ke 2 menggambarkan bagaimana kehidupan keluarga Soedarso yaitu Bapak, Ibu, dan 3anaknya. Dari ekspresi sang Bapak dan Ibu yang murung, terlihat bagaimana mereka ber 2 pasrah akan keadaan yang sedang menimpa mereka.

Lukisan ‘Soedarso Family’ Karya Affandi

Penggabungan antara dua kanvas dalam satu frame ini membuat seolah ada dua cerita berbeda yang saling berkaitan. Pada kanvas sebelah kiri terlihat pelukisan seperti dari sudut 45 derajat dari rumah. Warna yang digunakan sebagian adalah warna bumi (coklat, krem) yang membuat lukisan ini tampak lebih menggambarkan suasana kesederhanaannya. Sementara bagian background lebih dominan warna gelap atau hijau gelap yang memberikan suasana bahwa rumah tersebut berada di hutan atau desa yang masih asri, bukan di perkotaan atau daerah kumuh. Pada kanvas sebelah kanan, perspektif atau sudut pandang pun kurang lebih sama, yaitu menyerong dari ruangan, terlihat dari gambaran ruangan yang semakin kekiri semakin kecil atau sempit. Di panel kanan pun ada beberapa elemen yang memperlihatkan kesederhanaan rumah tersebut seperti kursi sederhana, jendela pintu, dan juga pintu sederhana. Lantai nya pun terlihat masih sederhana, mungkin masih menggunakan tanah dilihat dari warna bumi yang dipakai.

Dalam dunia seni rupa Indonesia, salah satu tema yang banyak diangkat adalah humanisme. Humanisme merupakan aliran yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan menganggap manusia sebagai objek pembelajaran terpenting. Dalam melukis, Affandi selalu mengikuti takdir hidup, keharuan, kepedihan, dan kegembiraan. Gagasan yang terdapat dalam karyanya merupakan pengalaman asli yang pernah diamati/dialami. (Silaban, 2020). Sementara itu, Kartono (2008) juga mengatakan bahwa tema kehidupan masyarakat miskin juga tidak luput dari perhatian Affandi sebagai pelukis yang berusaha menampilkan rasa kemanusiaannya dalam lukisannya. Salah satu karyanya yang menggambarkan kesedihan seorang manusia adalah lukisan yang berjudul ‘Soedarso Family’.

Deskripsi lukisan ‘Soedarso Family’

Lukisan karya Affandi yang berjudul ‘Soedarso Family’ menceritakan tentang kepala keluarga yaitu Soedarso yang terkena TBC. Namun, karena keterbatasan sumber yang kami dapat, tidak diketahui siapa sosok Soedarso ini.

Lukisan ini terdiri dari dua lukisan dari dua kanvas berbeda yang dijahit menjadi satu dalam satu frame. Penggunaan dua sudut pandang dalam satu frame ini mampu menceritakan dua kondisi/situasi yang berbeda dalam satu tempat yang sama. Pada lukisan kiri terlihat sebuah rumah dengan kondisinya yang sedemikian rupa. Kemudian pada lukisan kanan, kehidupan isi rumah tersebut dilukiskan dengan lebih jelas melalui sudut pandang menyerong teras rumah.

Warna yang digunakan dalam lukisan ini sebagian besar didominasi oleh earth tone, yakni hijau, dan coklat. Di kanvas pertama, penggunaan hijau sebagai latar belakang dari rumah menggambarkan tentang hutan atau perkebunan. Hal tersebut bisa diartikan bahwa keluarga Soedarso tinggal di tempat yang masih asri. Penggunaan warna coklat muda sebagai warna rumah menggambarkan bahan dasar dari rumah tersebut, yakni kayu. Warna coklat yang terdapat pada atap rumah menggambarkan atap rumah tersebut adalah genteng. Warna coklat tua yang digunakan sebagai warna lantai rumah menggambarkan bahwa rumah tersebut dibangun secara sederhana tanpa menggunakan keramik. Sejumlah elemen pada rumah ini juga menambah kesan bahwa rumah ini sederhana, seperti kursi yang terlihat lawas dan jendela pintu.

Penggambaran rumah yang jauh dari hingar bingar kota, jauh dari fasilitas perkotaan, serta bentuknya yang sangat sederhana ini memberikan kesan murung ataupun sedih. Rumah yang beralaskan tanah, berbahan dasar kayu, dan beratap genteng menjadi tempat tinggal keluarga Soedarso. Di panel kedua kita bisa melihat ekspresi dari Soedarso dan istrinya yang terlihat murung dan pasrah dengan apa yang terjadi pada keluarganya. Pada lukisan juga tampak bahwa bapak dan ibu sedang melihat ke 3 anaknya dengan aktivitasnya masing-masing. Anak pertama yang berbaju biru kehijauan sedang mengangkat tangan dan diletakkan diatas kepala yang kemungkinan menggambarkan anak tersebut sedang bermain dengan bahagia. Anak kedua terlihat mengenakan baju berwarna merah dan sedang duduk diatas kursi kayu yang sederhana yang kemungkinan sedang bermain dengan kursi. Anak yang ketiga berada di bagian pojok kanan bawah lukisan yang berarti sedang berada di pangkuan ibunya. Terlihat juga anak ketiga ini mengenakan kalung berwarna hitam di lehernya.

Sedangkan di panel ke-2 warna yang digunakan masih sama yakni coklat muda sebagai warna dari rumah, dan warna coklat tua sebagai tanah. Warna coklat tua di panel ke 2 menandakan bahwa rumah tersebut masih beralaskan tanah. Untuk pakaian dari orang orang yang ada dalam lukisan (Soedarso dan keluarganya) menggunakan warna yang sederhana. Seperti biru kehijauan untuk warna baju anak yang memegang kepala, merah untuk anak yang sedang berada di dekat kursi, serta putih untuk anak yang sedang berada di pangkuan sang ibu. Pakaian yang digunakan ketiga anak tersebut kemungkinan adalah kaos dilihat dari polosnya. Warna hitam digunakan untuk mewarnai pakaian sang ibu. Sementara itu sosok bapak pada lukisan ini terlihat mengenakan kaos singlet putih. Penggunaan kaos dalam ini menambah kesan sederhana dari keluarga tersebut.

Soedarso family adalah salah-satu karya Affandi yang sangat unik. Affandi membuat karya Soedarso family memiliki ekspresi didalamnya. Dengan adanya dua panel dalam satu gambar, Soedarso family menjadi salah satu karya yang menurut kami unik dilihat dari segi penggambaran dan narasi yang dibangun oleh Affandi. Kekurangan dari lukisan ini menurut kami adalah minimnya deskripsi dan penjelasan cerita dalam lukisan ini pada deskripsi lukisan dan juga di internet.

Foto Kelompok dengan Lukisan

Yogyakarta, 29 November 2023

  • Ronald/X3/04
  • Wibi/X3/12
  • Putra/X3/25

--

--

Wibisana
Wibisana

No responses yet