Janji Baru di Bawah Sinar Rembulan

Wibisana
2 min readNov 22, 2023

--

Sebuah cuplikan percakapan yang menjadi awal dari sesuatu. Lelaki itu harus menunggu beberapa bulan sebagai akibat dari sebuah kalimat yang ia lontarkan beberapa hari yang lalu. Ia sudah bisa mencium wanginya taman bunga, meski jaraknya masih puluhan hari. Tiada hari ia lewati tanpa memikirkan wanita itu. Namun ditengah segala kebahagiaan yang menyelimutinya, lelaki itu masih harus memikul tanggung jawab baru.

Sebuah Komitmen

Napas panjang ia ambil sebelum menapaki batu baru di hidupnya. Sebuah langkah besar dan penuh resiko yang akan ia ambil. Mungkin akan menjadi langkah pertama nya di lorong kedewasaan, atau bisa juga menjadi langkah yang menjatuhkan dirinya sendiri. Segala doa dia panjatkan, berharap dia tidak terjatuh dari batu yang ia pilih sebagai pijakan.

“Keep calm, bro. Lakukan ini seperti yang biasa kamu lakukan. Anggap kamu sudah terbiasa. Percaya insting mu, percaya Tuhanmu.” Begitulah cara hati lelaki itu menenangkan dirinya. Meski terasa aneh memikul beban seberat itu, dia tetap berusaha tenang, atau setidaknya berusaha menenangkan dirinya sendiri. Menghela napas menjadi obat andalan yang ia konsumsi setiap hari, setiap saat.

“Ini baru permulaan, baru ancang-ancang,” ucapnya kepada diri sendiri. Ia tau, kedua kakinya belum sepenuhnya menapak di batu kecil itu. Namun, ia sudah membulatkan tekadnya untuk menapak di batu yang kecil dan licin itu. Ia sudah tidak mempedulikan derasnya arus sungai kehidupan yang bisa saja merenggut nyawanya saat itu juga.

“Apapun yang terjadi, aku mau ke batu itu, sekalipun nyawaku taruhannya.”

Hanya Tuhan yang tau apakah ini akan menjadi awal dari kisah yang panjang, atau awal dari akhir yang tragis.

Yogyakarta, 22 November 2023.

--

--

Wibisana
Wibisana

No responses yet